News:

Selamat datang, forum telah diperbarui ke SMF versi 2.1.4, selamat menikmati

Main Menu

Artikel Terbaru

Anomali kosmik mengisyaratkan masa depan mengerikan bagi Bima Sakti

Started by lordi, 12 May 2025, 13:05:06

Previous topic - Next topic

lordi



Sebuah gambaran mengerikan tentang salah satu nasib potensial galaksi Bima Sakti kita terungkap berkat penemuan anomali kosmik yang menantang pemahaman kita tentang alam semesta.
Tim astronom internasional yang dipimpin oleh CHRIST University, Bangalore, menemukan bahwa galaksi spiral raksasa yang berjarak hampir 1 miliar tahun cahaya dari Bumi menyimpan lubang hitam supermasif dengan massa miliaran kali massa Matahari, yang menggerakkan semburan radio kolosal sepanjang 6 juta tahun cahaya.
Ini adalah salah satu yang terbesar yang pernah diketahui pada galaksi spiral dan menggoyahkan pemahaman konvensional tentang evolusi galaksi, karena jet sekuat itu hampir eksklusif ditemukan di galaksi elips, bukan spiral.
Hal ini juga berarti Bima Sakti berpotensi menciptakan jet energik serupa di masa depan—dengan sinar kosmik, sinar gamma, dan sinar-X yang dihasilkannya dapat menimbulkan kekacauan di sistem surya kita karena peningkatan radiasi dan potensi menyebabkan kepunahan massal di Bumi.

Memikirkan ulang pemikiran tentang evolusi galaksi

"Penemuan ini lebih dari sekadar keanehan—ia memaksa kita untuk memikirkan ulang bagaimana galaksi berevolusi, dan bagaimana lubang hitam supermasif tumbuh di dalamnya dan membentuk lingkungannya," kata penulis utama Profesor Joydeep Bagchi dari CHRIST University, Bangalore.
"Jika galaksi spiral tidak hanya dapat bertahan tetapi juga berkembang di bawah kondisi ekstrem seperti itu, apa artinya ini bagi masa depan galaksi seperti Bima Sakti kita sendiri?
"Apakah galaksi kita suatu hari nanti akan mengalami fenomena berenergi tinggi serupa yang akan memiliki konsekuensi serius bagi kelangsungan hidup kehidupan berharga di dalamnya?"
Dalam studi baru ini, yang telah dipublikasikan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, para peneliti mengungkap struktur dan evolusi galaksi spiral 2MASX J23453268−0449256, yang ukurannya tiga kali lipat dari Bima Sakti.
Menggunakan pengamatan dari Teleskop Luar Angkasa Hubble, Teleskop Radio Giant Metrewave, Atacama Large Millimeter Wave Array, dan analisis multi-gelombang, mereka mendeteksi lubang hitam supermasif raksasa di pusatnya dan semburan radio yang termasuk terbesar yang pernah diketahui pada galaksi spiral, menjadikannya fenomena langka.
Secara tradisional, ilmuwan percaya bahwa aktivitas kekerasan semburan supermasif lubang hitam semacam itu akan mengganggu struktur halus galaksi spiral.
Namun, melawan segala kemungkinan, 2MASX J23453268−0449256 tetap mempertahankan sifat tenangnya dengan lengan spiral yang jelas, batang nuklir yang terang, dan cincin bintang yang tidak terganggu—semuanya sambil menampung salah satu lubang hitam paling ekstrem yang pernah diamati dalam konteks semacam ini.
Menambah misteri, galaksi ini dikelilingi oleh halo gas panas yang memancarkan sinar-X, memberikan wawasan penting tentang sejarahnya. Meskipun halo ini perlahan mendingin seiring waktu, jet lubang hitam bertindak seperti tungku kosmik, mencegah pembentukan bintang baru meskipun terdapat bahan pembentuk bintang yang melimpah.

Bagaimana perbandingannya dengan Bima Sakti

Galaksi Bima Sakti kita memiliki lubang hitam bermassa 4 juta kali massa Matahari—Sagittarius A (Sgr A*)—di pusatnya, tetapi saat ini berada dalam keadaan sangat tenang dan tidak aktif.
Hal ini dapat berubah jika awan gas, bintang, atau bahkan galaksi kerdil kecil terserap (efektif dimakan), kata para peneliti, yang berpotensi memicu aktivitas jet yang signifikan. Peristiwa semacam ini dikenal sebagai Tidal Disruption Events (TDE) dan telah diamati di galaksi lain, tetapi belum di Bima Sakti.
Jika jet besar seperti ini muncul dari Sgr A*, dampaknya akan bergantung pada kekuatan, arah, dan output energinya, kata para peneliti.
Salah satu jet yang mengarah ke sistem tata surya kita dapat mengikis atmosfer planet, merusak DNA, dan meningkatkan tingkat mutasi akibat paparan radiasi, sementara jika Bumi terpapar jet langsung atau dekat, hal itu dapat merusak lapisan ozon dan menyebabkan kepunahan massal.
Kemungkinan ketiga adalah jet yang kuat dapat mengubah medium antarbintang dan memengaruhi pembentukan bintang di wilayah tertentu, seperti yang terjadi di galaksi yang menjadi fokus studi baru ini.
Astronom meyakini Bima Sakti kemungkinan pernah memiliki jet radio berskala besar di masa lalu dan meskipun berpotensi menghasilkan jet serupa di masa depan, para ahli belum dapat menentukan waktu pastinya karena bergantung pada banyak faktor.

Petunjuk materi gelap
Tim peneliti juga menemukan bahwa J23453268−0449256 mengandung 10 kali lebih banyak materi gelap daripada Bima Sakti, yang krusial untuk stabilitas cakramnya yang berputar cepat.
Dengan mengungkap keseimbangan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara materi gelap, aktivitas lubang hitam, dan struktur galaksi, para ahli mengatakan studi ini membuka front baru dalam astrofisika dan kosmologi.
"Memahami galaksi-galaksi langka ini dapat memberikan petunjuk vital tentang kekuatan tak terlihat yang mengendalikan alam semesta—termasuk sifat materi gelap, nasib jangka panjang galaksi, dan asal usul kehidupan," kata co-author Shankar Ray, seorang mahasiswa Ph.D. di CHRIST University, Bangalore.
"Pada akhirnya, studi ini membawa kita satu langkah lebih dekat untuk mengungkap misteri kosmos, mengingatkan kita bahwa alam semesta masih menyimpan kejutan di luar imajinasi kita."

sumber: Phys
Manusia Biasa