Forum Astronomi Indonesia

Astronomi => AstroFisika => Topic started by: wongdusun on November 11, 2020, 11:30:09 PM

Title: Apakah Lubang Hitam Terbuat Dari Energi Gelap?
Post by: wongdusun on November 11, 2020, 11:30:09 PM
(https://scx1.b-cdn.net/csz/news/800/2019/areblackhole.jpg)

Dua fisikawan mengidentifikasikan dan mengkoreksi kesalahan kecil ketika menerapkan persamaan Einstein kepada model pengembangan alam semesta. Fisikawan selalu megasumsikan sistem yang besar seperti alam semesta tidak sensitif terhadap detail pada sistem skala kecil yang berada di dalamnya. Tetapi ternyata asumsi ini dapat gagal ketika berhadapan pada obyek yang kompak sebagai hasil dari runtuhnya bintang yang sangat besar.
Fisikawan tersebut menyatakan perkembangan alam semesta dapat dipengaruhi oleh idstribusi rata-rata dari obyek kompak tersebut, atau dapat juga dikatakan obyek tersebut terhubung dengan perkembangan alam semesta, tambah atau berkurangnya energi tergantung pada komposisi obyek.
Salah satu konsekuensinya adalah tingkat perkembangan alam semesta memberikan informasi tentang apa yang terjadi pada bintang di akhir hidupnya. Fisikawan selalu berasumsi bahwa bintang raksasa akan berakhir menjadi lubang hitam, tetapi ternyata bukan ini saja hasilnya, Earast Gliner, Fisikawan dari Leningrad mengusulkan bintang yang sangat besar akan runtuh menjadi apa yang disebut GEODE (Generic Object of Dark Energy) atau Obyek Energi Gelap. Ini seperti lubang hitam jika dilihat dari luar tetapi jika lubang hitam mempunyai isi singularits, maka obyek ini berisi energi gelap.
Pada tahun 1988, 2 tim astronom di tempat berbeda menemukan bahwa perkembangan alam semesta semakin cepat (terakselerasi), konsisten dengan adanya kontribusi dari energi gelap, dari hasil penelaahan GEODE dapat memberikan kontrobusi pada energi gelap ini.
Pada tahun 2016, LIGO mengumumkan adanya tubrukan 2 lubang hitam, tetapi hasil penggabungan memberikan hasil 5 kali lebih besar daripada hasil perhitungan model. Dengan perhitungan yang sudah dikoreksi menggunakan GEODE dapat dikatakan, tubrukan yang terjadi bukan karena 2 sistem lubang hitam tetapi 2 sistem GEODE, dan GEODE ini turut berkembang dengan alam semesta saat mereka bergerak menuju tumbukan, yang menghasilkan massa gabungan 4 - 8 kali lebih besar, cocok dengan pengamatan LIGO.